Page 331 of 763
1 329 330 331 332 333 763

Acuerdo de educación con Irlanda tiene un buen efecto en la economía de Vietnam

Asia/Vietnam/16 diciembre 2017/Fuente: Vietnam plus

Un acuerdo de cooperación en la educación entre Vietnam e Irlanda tendrá un impacto significativo en la calidad del sistema educativo del país indochino y un efecto positivo para su economía, valoró Mark Ashwill, director administrativo de Capstone Vietnam – una empresa de desarrollo de recursos humanos.

En una entrevista efectuada recientemente con “The PIE News”, una fuente de noticias e inteligencia empresarial ampliamente leída y confiable sobre la industria educativa internacional global, Ashwill destacó el acuerdo por valor de 578 mil euros firmado por el viceprimer ministro y canciller de Vietnam, Pham Binh Minh, y el titular irlandés de Educación y Habilidades, Richard Bruton, en el marco de la Reunión Asia- Europa (ASEM) a fines de noviembre.

Observó que las universidades irlandesas son fuertes en tecnología e investigación aplicada, mientras Vietnam tiene gran necesidad en este sector, a medida que la economía del país sudesteasiático continúa desarrollándose y diversificándose.

«En muchos aspectos, la economía de Irlanda es un gran modelo para Vietnam. El gobierno vietnamita sabe que tiene que perfeccionar la calidad de su sistema de educación postsecundaria, incluso académica y vocacional, si el país escapa a la llamada trampa del ingreso medio «, afirmó.

Ashwill también señaló que Irlanda se beneficiará del acuerdo ya que tanto el gobierno irlandés como las instituciones de educación superior están interesados en reclutar a más estudiantes vietnamitas.

«Hay un gran potencial sin explotar si pueden llevar a cabo una estrategia de reclutamiento efectiva a largo plazo», enfatizó.

«A diferencia de otros países, en los que el nativismo y el clima antiinmigración están actualmente a la orden del día, en Irlanda existen excelentes oportunidades de empleo después de la graduación, lo que es atractivo para muchos estudiantes vietnamitas», indicó.

Previamente, hablando con reporteros al margen de la ASEM, Bruton expresó su esperanza de aumentar las oportunidades para que los estudiantes irlandeses aprendan en instituciones de nivel superior en Vietnam y Sudcorea mediante el fortalecimiento y la creación de alianzas con instituciones en estos países.

Fuente: https://es.vietnamplus.vn/acuerdo-de-educacion-con-irlanda-tiene-un-buen-efecto-en-la-economia-de-vietnam/81581.vnp

Comparte este contenido:

Indonesia: Apakah ‘panggilan jiwa’ guru bisa memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah?

Asia/Indonesia/diciembre del 2017/https://theconversation.com/

 

Setelah beberapa dasawarsa, 89% anak-anak Indonesia bersekolah. Tapi dari angka tersebut, hanya sedikit yang benar-benar belajar. Dari hasil Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) pada 2016, hanya 1% siswa Indonesia yang memiliki kemampuan baik dalam bidang sains. Ranking Indonesia pada PISA juga masih bertahan di tingkat 10 terbawah.

Maka, sejalan dengan tren global baru-baru ini dalam bidang pendidikan, Indonesia harus meningkatkan pembelajaran sebagai tujuan pendidikan, selain meningkatkan angka partisipasi sekolah. Bagaimana caranya?

Penelitian di Amerika Latin dan Karibia menunjukkan bahwa guru adalah kunci untuk memperbaiki pembelajaran. Pengetahuan, tindakan, dan perhatian guru menyumbang 30% kesuksesan pembelajaran siswa. Terkait guru, wawancara kami dengan pembuat kebijakan pendidikan di tingkat nasional menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia telah mengalokasikan 52% dari anggaran pendidikan 2017 untuk para guru.

Meski demikian, besarnya porsi anggaran untuk guru belum diikuti oleh perbaikan kinerja mereka. Demikian pula mutu pembelajaran siswa. Apa yang salah?

Kami telah melakukan studi diagnosis, yang merupakan bagian awal dari Research on Improving Systems of Education (RISE). Kami menganalisis sejumlah dokumen kebijakan pendidikan dan mewawancarai pemangku kepentingan bidang pendidikan, seperti pembuat kebijakan, pakar, dan guru. Kami mendapati bahwa “panggilan jiwa” adalah karakteristik yang diyakini harus dimiliki para guru di Indonesia. Kualitas ini secara umum dianggap dapat membantu memperbaiki kualitas pengajaran dan meningkatkan pembelajaran.

Kami mempelajari konsep “panggilan jiwa” untuk menggali apakah benar ada hubungan antara panggilan jiwa dengan mutu pengajaran, dan apakah pemerintah Indonesia memiliki panduan yang jelas dalam mengukur panggilan jiwa.

Panggilan jiwa guru dan kaitannya dengan pembelajaran siswa

Suatu penelitian tentang mutu guru mengungkapkan bahwa “passion” (panggilan jiwa) merupakan pembeda antara guru yang sangat bagus atau guru ahli dengan yang medioker atau biasa-biasa saja. Guru ahli akan memberi perhatian lebih terhadap cara siswa mendapatkan pengetahuan dan cara mereka berinteraksi dengan para siswa. Perasaan dan emosi para guru ahli terkait erat dengan rasa tanggung jawab untuk mencapai keberhasilan dalam tugasnya. “Panggilan jiwa” ini diwujudkan dalam kecintaan mereka pada pengetahuan (yang lalu diajarkan kepada murid) atau pada keinginan untuk menggali potensi murid.

Dalam tataran konsep, makna panggilan jiwa dalam konteks Indonesia sama dengan konsep yang diajukan para cendekiawan bidang pendidikan. Menurut narasumber kami (pembuat kebijakan, pakar, dan kepala sekolah) panggilan jiwa adalah dorongan dari dalam diri guru untuk terus mengembangkan kemampuan dan metode pengajaran. Perbaikan kemampuan mengajar yang terus menerus, menurut Patrick, Hisley, dan Kempler, bukan hanya bermanfaat bagi guru tapi juga bagi murid.

Namun, jika tidak dikelola dengan baik, panggilan jiwa dapat berdampak negatif pada guru, seperti kejenuhan. Selain itu, meski beberapa studi telah berupaya mencari kaitan antara panggilan jiwa guru dan pembelajaran murid, penelitian empiris tentang panggilan jiwa guru masih sedikit dan para cendekiawan sendiri belum bersepakat mengenai “teori panggilan jiwa”.

Jika panggilan jiwa adalah kunci bagi pengajaran yang bermutu, tapi tidak ada teori yang mapan tentang panggilan jiwa, maka bagaimana kita bisa mengidentifikasi dan mengukur panggilan jiwa pada guru?


Baca juga: Yang harus dilakukan untuk meningkatkan tingkat literasi Indonesia


Bagaimana mengidentifikasi panggilan jiwa

Sebagian orang melihat “passion” tercermin pada antusiasme guru dalam mengajar. Pandangan lain mengartikannya sebagai komitmen pada profesi dan dedikasi untuk pembelajaran murid. Di Indonesia, “passion” didefinisikan sebagai panggilan jiwa sebagaimana tercantum Undang-Undang Guru dan Dosen.

Sejalan dengan meningkatnya ketertarikan pencari kerja pada profesi guru, bagaimana pemerintah Indonesia memastikan bahwa guru-guru baru memiliki panggilan jiwa seperti disyaratkan dalam Undang-Undang Guru?

Sayangnya, kami menemukan bahwa pemerintah belum memiliki panduan yang jelas tentang bagaimana panggilan jiwa diidentifikasi atau diukur selama pendidikan keguruan, proses rekrutmen, atau dalam kegiatan pengembangan profesi guru di Indonesia.

Panggilan jiwa: dibina atau bawaan?

Studi-studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa ketertarikan pada profesi guru meningkat sejak gaji guru—paling tidak yang berstatus pegawai negeri—naik. Dengan demikian, motivasi calon mahasiswa Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) mungkin saja tidak murni karena keinginan untuk menjadi guru, atau karena adanya panggilan jiwa, tapi karena gaji guru yang relatif menggiurkan.

Para narasumber kami menyebutkan bahwa ketiadaan panggilan jiwa pada guru, mungkin akan merugikan pembelajaran siswa. Guru semacam itu akan sekadar mengikuti arahan sekolah atau pemerintah tanpa peduli dengan kebutuhan siswa yang sebenarnya.

Maka, penting bagi LPTK dan lembaga terkait lainnya untuk membangun sebuah sistem yang mampu mengidentifikasi para calon guru yang memiliki panggilan jiwa dari deretan pendaftar. Kemudian, panggilan jiwa tersebut terus dipupuk sejalan dengan karier mereka.

Mengutip seorang cendekiawan pendidikan, John Hattie, pemerintah harus “berfokus untuk … mengidentifikasi, menghargai, dan mendorong guru-guru yang luar biasa, di mana pun mereka berada”. Meningkatkan ketertarikan pada profesi guru serta memastikan calon guru sungguh-sungguh memiliki panggilan jiwa sama pentingnya dengan memupuk dan memelihara panggilan jiwa pada guru. Maka upaya-upaya tersebut harus koheren dan berkesinambungan.

Yang menarik, salah satu narasumber kami, seorang kepala sekolah, beranggapan bahwa sistem pendidikan keguruan yang lama, Sekolah Pendidikan Guru (SPG), mencetak guru-guru yang lebih baik dibanding sistem yang sekarang berjalan. Menurut dia, dibandingkan sistem pendidikan guru saat ini, yang mensyaratkan perkuliahan selama empat tahun, SPG memberikan lebih banyak pengalaman mengajar di kelas. Selama periode tersebut, antusiasme para calon guru dipupuk oleh para mentor.

Banyak sumber yang mendukung gagasan bahwa panggilan jiwa penting dalam memperbaiki mutu guru. Tapi, penting untuk dicatat bahwa kami tidak menganggap panggilan jiwa sebagai obat bagi segala permasalahan dalam memperbaiki mutu guru. Guru yang memiliki panggilan jiwa tetap membutuhkan sistem yang mendukung, seperti insentif yang layakpersiapan yang cukup dalam menghadapi tuntutan profesi yang tinggiakses pada jaringan guru dan pengembangan profesi, dan juga rekan sejawat dan para mentor yang juga memiliki panggilan jiwa.

Tersedianya sistem pendukung tidak hanya akan menarik calon-calon guru terbaik yang memiliki panggilan jiwa, tapi juga akan meningkatkan kualitas para guru. Pada akhirnya, sistem pendukung ini tak hanya bermanfaat bagi para guru, tapi juga bagi kemajuan pembelajaran para siswa.

Fuente: https://theconversation.com/apakah-panggilan-jiwa-guru-bisa-memperbaiki-kualitas-pembelajaran-di-sekolah-87727

Fuente imagen: https://lh3.googleusercontent.com/_XQnb-2ABd7as1clhs6_O4ddOVXl_ngyWgdYck9VTLBlGi5-L4rErKzGVLogUjTpAQNGKWc=s170

Comparte este contenido:

IDONESIA: Membuka pintu pendidikan lebih lebar bagi siswa difabel di Indonesia

Asia/ Indonesia/Diciembre del 2017/https://theconversation.com/

Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap 3 Desember bukan hanya untuk mendukung penyandang disabilitas tapi juga hari untuk mengambil tindakan demi memastikan warga difabel mendapatkan haknya. Sebuah kolaborasi Indonesia-Australia meninjau apakah lembaga pendidikan di Indonesia, termasuk lembaga pendidikan Islam, membuka pintunya bagi penyandang disabilitas.

Pemerintah Indonesia telah berupaya mempromosikan pendidikan yang inklusif dan mudah diakses oleh penyandang disabilitas. Tetapi, siswa difabel membutuhkan komitmen lebih dari pemerintah dan masyarakatdemi kesetaraan dan partisipasi penyandang disabilitas.

Kemajuan dalam hal akses dan inklusi

Hak penyandang disabilitas tercantum dalam Konvensi PBB tentang Hak bagi Penyandang Disabilitas.

Pemerintah Indonesia meratifikasi konvensi tersebut pada 2011 dan mengesahkan Undang-Undang tentang Penyandang Disabilitas pada 2016. Pemerintah dan masyarakat juga telah berupaya untuk mempromosikan inklusi penyandang disabilitas dalam bidang pendidikan.

Halangan-halangan masuk sekolah dan melanjutkan ke universitas juga telah dievaluasi. Ini termasuk upaya mengubah rancangan gedung sekolah agar mengakomodasi lajur khusus untuk kursi roda (ramp) untuk masuk ruang kelas. Kurikulum di sekolah umum dan sekolah Islam juga telah diubah demi meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas di sekolah.

Perbaikan juga terjadi di luar sektor pendidikan. Sejumlah pemerintah daerah juga dilaporkan telah memulai perencanaan pembangunan yang inklusif untuk membangun infrastruktur yang bisa diakses orang difabel.

Masih banyak yang harus dikerjakan, tapi telah ada dukungan sungguh-sungguh untuk inklusi penyandang disabilitas di seluruh Indonesia.

Konferensi keragaman dan inklusi disabilitas

Dua lembaga Australia, Institute for Religion, Politics and Society di Australian Catholic University, dan Institute for Culture and Society di University of Western Sydney, telah bekerja sama dengan Fakultas Dakwah dan Komunikasi di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta sejak 2016. Kemitraan ini bertujuan menumbuhkan sikap dan kebijakan yang inklusif di lembaga pendidikan tinggi Islam, madrasah dan pesantren.

Konferensi bertajuk Keragaman dan Inklusi Disabilitas di Masyarakat Muslim: Pengalaman di Negara-negara Asia adalah hasil dari kemitraan ini. Konferensi ini didukung oleh UIN Jakarta dan inisiatif pemerintah Australia, Program Peduli, yang dikelola The Asia Foundation.

Perhatian dari seluruh Indonesia mengenai isu ini cukup besar. Para pembicara termasuk akademisi, aktivis disabilitas dan masyarakat sipil. Konferensi ini mempertemukan cendekiawan dari berbagai disiplin, termasuk pendidikan, pekerjaan sosial, psikologi, hukum, studi kebijakan, dan studi agama. Maka pendekatan antardisiplin terasa kental dalam diskusi dua hari tersebut.

Isu-isu yang dipaparkan dalam konferensi termasuk diskriminasi yang masih terjadi, persepsi masyarakat yang negatif mengenai disabilitas, dan kebijakan yang diskriminatif. Konferensi juga menampilkan temuan para peneliti berkait praktik-praktik inklusi di tingkat komunitas. Isu penting yang didapati dari 52 makalah adalah kurangnya inklusi di bidang pendidikan.

Konferensi memilih fokus inklusi di lembaga pendidikan Islam dan ini memang disengaja. Pendidikan bermutu tinggi bagi penyandang disabilitas penting untuk memastikan mereka mendapat kesempatan kerja di masa depan. Perundangan-undangan di Indonesia memandatkan perusahaan untuk memberi kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas berdasar prinsip non-diskriminasi. Pendidikan menjadi fondasi dari kesempatan kerja yang baik.

Manfaat pendidikan inklusif

Pendidikan inklusif merupakan dasar dari perkembangan kemampuan dan kapasitas penyandang disabilitas sehingga bisa bersaing dan dihargai di dunia kerja. Inklusi penyandang disabilitas di pendidikan tinggi mendorong sikap positif di komunitas terhadap penyandang disabilitas, partisipasi, dan inklusi sosial.

Pembahasan yang muncul dalam konferensi internasional memperlihatkan bagaimana disabilitas dan keragaman bisa menjadi jalan penting menuju menghargai perbedaan. Inklusi disabilitas mendorong dialog dan pembelajaran, memperluas pemahaman sosial akan hak, keadilan, dan praktik tanpa diskriminasi.

Disabilitas dan pendidikan Islam

Kolaborasi antara ilmuwan Australia dan Indonesia menelaah inklusi disabilitas di lembaga pendidikan Islam seperti di pesantren, madrasah, dan universitas Islam. Para akademisi juga menelaah pengajaran Islam, dari ayat Quran dan Hadis, berkenaan dengan praktik inklusif.

Para peneliti dan aktivis disabilitas Muslim di konferensi membahas kunci-kunci dalam pengajaran Islam yang mendorong inklusi, rasa hormat, dan martabat. Para penyaji makalah membahas dukungan positif untuk perbedaan dan keragaman dalam ajaran Islam. Ini termasuk peran iman yang mendukung pemenuhan hak dalam tindakan sehari-hari.

Isu inti yang juga diungkapkan di konferensi adalah mayoritas penyandang disabilitas di Indonesia tinggal di perdesaan. Ini tantangan sebab madrasah dan pesantren di perdesaan biasanya kurang dalam fasilitas dan sumber daya. Jarang ada pesantren atau madrasah yang memiliki fasilitas untuk penyandang disabilitas.

Konferensi ini memfasilitasi berbagi gagasan, pengetahuan, dan keahlian dari seluruh Indonesia. Para aktivis mengungkapkan pengalaman mereka dan menunjukkan cara baru untuk mewujudkan inklusi disabilitas di Indonesia. Gabungan antara pengalaman pribadi dan riset menekankan pentingnya kebijakan pemerintah dalam memperluas inklusi penyandang disabilitas, terutama di bidang pendidikan. Para pembicara dan peserta konferensi menekankan dengan inklusi pendidikan maka sikap masyarakat terhadap disabilitas bisa lebih positif.

Peserta konferensi menyetujui kolaborasi penting ini harus dilanjutkan. Rencana untuk kolaborasi lebih jauh bahkan telah mulai dibicarakan. Komitmen bersama antara aktivis dan akademisi, yang didorong aspirasi para penyandang disabilitas, akan melempangkan jalan ke perubahan kebijakan. Konferensi ini berakhir dengan dibentuknya Jaringan Riset Disabilitas Australia-Indonesia untuk membangun momentum demi perubahan sosial.

Fuente: https://theconversation.com/membuka-pintu-pendidikan-lebih-lebar-bagi-siswa-difabel-di-indonesia-88262

Fuente Imagen:

https://lh3.googleusercontent.com/iWZ7BxcAOnWrTaPJASR5Ax5_i0rnr3L9DRsah_MffGJ8RY5YVxOJPHP0yXjT1cFypiKpSg=s129

 

Comparte este contenido:

#WhosAccountable (Quién rinde cuentas): una nueva campaña que insta a los jóvenes a defender la educación de calidad

PrensaIE

El nuevo Informe juvenil sobre la rendición de cuentas demuestra el poder que tienen los jóvenes para hacer que los gobiernos rindan cuentas por una educación equitativa y de calidad.

La versión juvenil del Informe de Seguimiento de la Educación en el Mundo (GEM, por sus siglas en inglés) 2017/8 de la UNESCO sobre rendición de cuentas ha sido publicada hoy viernes 8 de diciembre. Contiene un llamamiento a la acción en forma de campaña mundial, bajo el hashtag #WhosAccountable, con el fin de respaldar el cumplimiento del derecho a la educación antes del Día de los Derechos Humanos, que se celebrará el 10 de diciembre.

La campaña, que ha recibido el apoyo de más de 15 socios educativos nacionales e internacionales, insta a los jóvenes a que se unan, ejerzan su voz colectiva y exijan a los gobiernos que garanticen que el derecho a la educación sea cumplido. La plataforma tiene por objeto consolidar una red de defensores de la juventud informados que permanezcan activos en espacios educativos locales, nacionales e internacionales.

El 12 de diciembre a las 4 p.m. GMT se llevó a cabo un lanzamiento digital que reunirá a la Dra. Koumbou Boly Barry, Relatora Especial de la ONU sobre el Derecho a la Educación, a la Consejera Juvenil del Informe GEM, Salam Al-Nukta de Siria, así como a destacados embajadores y activistas juveniles. Todos ellos compartirán sus experiencias de primera mano en la realización de campañas sobre el derecho a la educación.

Puede encontrar la versión juvenil del informe en la página web del Informe GEM.

Fuente:  https://www.ei-ie.org/spa/detail/15598/whosaccountable-qui%C3%A9n-rinde-cuentas-una-nueva-campa%C3%B1a-que-insta-a-los-j%C3%B3venes-a-defender-la-educaci%C3%B3n-de-calidad

Comparte este contenido:

Emiratos Arabes: Ministry of Education launches National Higher Education Strategy

Asia/Emiratos Arabes/hulfnews.com
Resumen: El Ministerio de Educación anunció el miércoles el lanzamiento de la Estrategia Nacional de Educación Superior en una conferencia de prensa en la sede del ministerio en Dubai, ya que la iniciativa apunta a reforzar los estándares y la calidad de la educación superior del país. El lanzamiento de la estrategia representa los esfuerzos continuos del ministerio en la implementación de sistemas educativos con un marco integrado, siguiendo el reciente lanzamiento del Modelo de Escuela Emirati. La estrategia se basará en cuatro componentes clave: calidad, relevancia, innovación y eficiencia, y el programa se implementará gradualmente. Comentando sobre la nueva estrategia, Hussain Ebrahim Al Hammadi, Ministro de Educación, dijo: «Los cambios fundamentales en el sistema educativo representan la alineación del ministerio con la visión y los planes del futuro del país, y son supervisados ​​por el liderazgo sabio de la nación. Los desarrollos educativos se dirigen a la construcción de los talentos de los estudiantes de Emirati tanto en educación superior como general, y se ejercerán en un enfoque integral y eficaz. [La estrategia] ofrecerá un modelo educativo moderno y global a los estudiantes de Emirati, que forman el punto focal de las inversiones nacionales y los mayores activos del país

The Ministry of Education announced the launch of the National Higher Education Strategy, following this week’s UAE Cabinet meeting. The strategy was presented during a media briefing held today at the Ministry’s headquarters in Dubai.His Excellency Dr. Ahmad Belhoul Al Falasi, Minister of State for Higher Education and Advanced Skills, unveiled the strategy’s ambitions for achieving quality higher education, both professionally and academically, leading to more impactful institutional research results.

Dubai: The Ministry of Education (MoE) announced on Wednesday the launch of the National Higher Education Strategy at a media briefing held at the ministry’s headquarters in Dubai, as the initiative aims to bolster the country’s higher education standards and quality.

The launch of the strategy represents the ministry’s ongoing efforts in implementing education systems with an integrated framework, following the recent launch of the Emirati School Model.

The strategy will be based on four key components: quality, relevance, innovation, and efficiency, with the programme being rolled out gradually.

Commenting on the new strategy, Hussain Ebrahim Al Hammadi, Minister of Education, said: “The fundamental changes to the education system represent the ministry’s alignment with the country’s future vision and plans, and are overseen by the nation’s wise leadership. The educational developments target the building of Emirati students’ talents in both higher and general education, and will be exercised in a comprehensive and effective approach. [The strategy] will deliver a modern, global, educational model to Emirati students, who form the focal point of national investments and the country’s biggest assets.”

Al Hammadi said the new programme would employ the best educational practices, preparing students with the skills they need for the job market.

“The National Higher Education Strategy is tied to the ministry’s vision for general education, and responds to the challenges identified by employing the latest educational best practices. The National Higher Education Strategy will be consistent with strategies designed for general education, and will boost overall national education standards, ultimately affecting educational systems and career opportunities — by preparing students with the knowledge and [the] skillsets [they require], enabling them to become talented, highly educated and knowledgeable individuals who meet the needs of the job market.”

Meanwhile, Dr Ahmad Bel Houl Al Falasi, Minister of State for Higher Education and Advanced Skills, said the strategy was in line with the UAE’s continued vision of investing in human capital.

“Since our country’s founding, the UAE has sought to invest in human capital by focusing on education. As a result, we now have a sophisticated educational framework, aligned with global competitiveness standards. “The strategy is made up of four pillars — quality, relevance, innovation, and efficiency. Together, the pillars will help build a generation that is productive and equipped with the knowledge and skill set to contribute to the development of a knowledge-based economy,” he added.

“Furthermore, the four pillars will enable future generations to excel in both the public and private sectors, through the promotion of research and entrepreneurship. This is reflective of our national identity, and vision for a tolerant and ethical society,” he said.

Dr Al Falasi said that creating partnerships with the private sector would also play a role in the new strategy, as the education sector looks to align its programmes with the needs of the job market.

“The Higher Education strategy will be achieved and implemented over several phases with an initial ramp up in the short-term. We want to align with our partners and increase collaborations with the private sector. In the long-run, we will drive economic development with a focus on strengthening university programmes, and aligning specialisations and research studies with the demands of the job market.”

Fuente: http://gulfnews.com/news/uae/education/ministry-of-education-launches-national-higher-education-strategy-1.2140696

Comparte este contenido:

UNESCO: Presentación oficial del proyecto Mejor Educación para el Renacer de África II

Asia/Corea/Prensa UNESCO

La UNESCO presentó oficialmente la segunda fase del proyecto del Fondo Fiduciario UNESCO-Corea (KFIT)Mejor Educación para el Renacer de África II (BEAR II, por sus siglas en inglés) que se centrará en los próximos cuatro años en el reforzamiento de la Enseñanza y Formación Técnica y Profesional (EFTP) de los sistemas en cinco países beneficiarios de la región de África Oriental: Etiopía, Kenya, Madagascar, Uganda y la República Unida de Tanzania.

Más de 30 participantes formaron parte del taller, de tres días de duración, de presentación del proyecto, organizado con la colaboración del Ministerio de Educación de Corea, que tuvo lugar entre el 11 y el 13 de diciembre de 2017, en el Agro-Fisheries & Food Trade (aT) Center, en Seúl, República de Corea.

Formaron parte del grupo de participantes los representantes de la UNESCO, funcionarios de alto nivel de ministerios vinculados con la EFTP y representantes de otras partes interesadas, entre los que figuró el sector privado de los cinco países beneficiarios de África Oriental y de los países beneficiarios del proyecto BEAR I que abarcó a Botswana, la República Democrática del Congo, Malawi, Namibia y Zambia.

El evento marcó de manera oficial el comienzo de la fase inicial del proyecto BEAR II, pocos meses después de haber concluido los talleres de validación en cada uno de los países beneficiarios, en que se propusieron las intervenciones clave en sectores económicos determinados.

El proyecto BEAR II reforzará los sistemas de EFTP centrados en cada uno de los países beneficiarios en los sectores siguientes: el sector de procesamiento de productos agrícolas en Etiopía; la tecnología ambiental en Kenya; la industria textil en Madagascar; la gestión después de las cosechas y la elaboración de productos agrícolas en Uganda; y el sector agroindustrial y la industria creativa en la República Unida de Tanzania.

Acerca del proyecto BEAR II

En conformidad con el Marco de Acción para la realización del Objetivo de Desarrollo Sostenible 4 y la Agenda de Educación 2030, el proyecto BEAR II tiene como objetivo reforzar los sistemas de EFTP en los países de África Oriental con miras a ofrecer a los jóvenes mejores oportunidades de acceso a un empleo decente y a generar empleo por cuenta propia.

En estrecha colaboración con los diferentes gobiernos, la sociedad civil y las instituciones vinculadas con la EFTP en cada país, y mediante intervenciones sectoriales específicas en cada uno de los países beneficiarios, el proyecto tiene como objetivo reformar los sistemas de EFTP mediante el respaldo a los gobiernos y al sector privado para que actualicen los planes de estudio y capaciten al personal docente, promuevan la formulación de políticas basadas en datos empíricos e impliquen a las empresas y los empleadores.

El proyecto BEAR contribuye, asimismo, a los esfuerzos globales para alcanzar el ODS 4, y en particular las metas de la EFTP, al implementar la Estrategia Educativa Continental para África 2016-2025 y la Estrategia de la UNESCO para la EFTP 2016-2021, según las recomendaciones del Proceso de Mahe (2016).

Información adicional

Fuente: https://es.unesco.org/news/presentacion-oficial-del-proyecto-mejor-educacion-renacer-africa-ii-bear-ii-sus-siglas-ingles

Comparte este contenido:

China fortalece supervisión para promover equilibrio regional en educación

China/14 diciembre 2017/Fuente: Spanish Xinhuanet

 China empezó hoy un nuevo proyecto para fortalecer la supervisión y evaluación, a fin de reducir la brecha en educación existente entre la región oriental y las regiones central y occidental del país, dijo el Ministerio de Educación.

La supervisión y evaluación de una tercera parte serán introducidas para promover la educación en las regiones central y occidental, que han quedado rezagadas con respecto a la oriental, dijo el ministerio.

La supervisión y evaluación se enfocarán en diversos aspectos, incluida educación vocacional, educación étnica y accesos a educación para los discapacitados, indicó el ministerio.

El proyecto de cuatro años requiere informes anuales de 2017 a 2020 basados en 265 indicadores como financiamiento educativo e instalaciones escolares, entre otros.

Detalles como temperatura de salones, proporción maestro-estudiante y el número de estudiantes serán monitorizados.

Fuente noticia: http://spanish.xinhuanet.com/2017-12/15/c_136826677.htm

Fuente imagen: https://laemergenciadeunimperio.files.wordpress.com/2014/12/119120.jpg

Comparte este contenido:
Page 331 of 763
1 329 330 331 332 333 763